Kasus Pertama Turis Swiss Tewas Digigit Komodo

Diposting pada

Pelancong asal Swiss yang menjadi korban pelancong pertama yang meninggal diserang binatang buas Komodo. Pihak keluarga kembali berkunjung ke pulau tersebut untuk mengenangnya ke kuburannya di puncak Pulau Komodo.

Komodo termasuk salah satu binatang berbahaya yang bisa menyerang kapan saja. Salah satu korban meninggal dunia pertama akibat serangan komodo yaitu turis asal Swiss dan inilah kuburannya.

Pada bulan Juli tahun 1974, korban pertama kali diserang Komodo tercatat dalam sejarah. Korban tersebut bernama Baron Rudolf Reding Von Biberegg yang merupakan wisatawan asal Swiss. Baron berkunjung ke Pulau Komodo bersama wisatawan lain dengan jumlah 30 orang yang saat itu digigit Komodo.

Rombongan yang diserang secara tiba-tiba berlarian terpencar. Wisatawan yang lain berhasil melarikan diri dari serangan maut. Mereka berhasil selamat dari gigitan Komodo yang berjumlah banyak.

Sementara nasib yang dialami Baron Rudolf Reding berbeda karena tidak ditemukan saat dicari dan akhirnya tidak kembali. Baron Rudolf Reding pada saat itu berumur 71 tahun dinyatakan menghilang dari Pulau Komodo.

Tim penyelamatan yang dikerahkan untuk mencari Baron Rudolf Reding hanya menemukan kamera dan kacamatanya yang terjatuh di puncak Pulau Komodo.

Di tempat penemuan barang-barang Baron Rudolf Reding yang belakangan disebutkan tempat terakhir dia duduk telah diselidiki sumbernya di Pulau Komodo sehingga dibuatin kuburan untuknya. Kuburan tanpa mayat dengan tugu peringatan kematian Baron Rudolf Reding dengan ditancapkan tanda salib warna putih.

Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pramuwisata Indonesia (DPC HPI) Manggarai Barat Stanislaus Gusdin di Labuan Bajo membenarkan lokasi tewasnya Baron di Pulau Komodo. Di sana telah ditemukan kamera Baron Rudolf Reding Von Biberegg pada tahun 1974. Dan telah dibuat tanda salib warna putih sebagai sumber penyelidikan untuk mengenang dirinya.

Stan juga menguraikan Baron bersama para wisatawan lainnya yang saat itu sedang melakukan penjelahan keindahan Taman Nasional Komodo. Mereka mengerjakan berbagai kegiatan perjalanan panjang yang sulit dengan berjalan kaki di Pulau Komodo yang merupakan habitat hewan buas tersebut. Rombongan mulai melakukan perjalanan dengan mengambil arah Loh Sabita ke Loh Liang di Pulau Komodo. Saat perjalanan tepatnya di puncak usai melewati Lembah Poreng, Baron terpisah dari rekannya. Saat rombongan sampai di Loh Liang, mereka baru sadar Baron tidak terlihat.

Stan menjelaskan kurang dari seminggu pencarian Baron tidak ditemukan. Berbagai pendapat muncul bahwa Baron telah disantap Komodo. Sebab salah satu barangnya ditemukan saat pencarian yakni kamera yang digunakan untuk mengabadikan momen gambar keindahan alam saat berlibur disana.

Untuk menjelahi lokasi pusara tanpa mayat juga sangat jauh dari Loh Liang. Bagi teman-teman yang ingin berkunjung ke sana, mesti dijelajahi dengan jalan kaki sekitar kurang lebih dua jam, perjalan pulang pergi sekitar empat jam.

Hampir setengah abad kemudian, tepatnya 49 tahun usai Baron dikabarkan hilang pada Pulau Komodo, ada keluarga dari Swiss berkunjung ke kuburan tanpa mayat untuk mengenangnya. Keluarga yang kesana yakni dua orang perempuan bernama Susane dan Lena. Stan yang menemani kedua perempuan ke kuburan Baron pada 28 Juli 2023. Belum diketahui jika ada keluarga lainnya yang berkunjung ke kuburannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *