Kisah Siswa SD Bojonegoro – Heboh sebuah rekaman video seorang siswa SD atau sekolah dasar Meduri V, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro membawa bekal ke sekolah. Ternyata isi bekal itu adalah nasi putih dengan lauk ulat sagu. Guru yang merekam video itu bercerita kalau video tersebut bersifat negatif.
Kutipan MediaSatu menyebutkan video dengan durasi 33 detik itu menjadi viral di sosial media. Pada video itu, terlihat salah satu bocah kelas 4 inisial Andik, duduk bersama guru dan enam teman sekelasnya. Gurunya meminta anak laki-laki itu membuka bekal makanan itu. Secara mengejutkan terlihat isinya ulat sagu dan nasi putih.
Guru itu kena sindiran netizen lantaran heran dengan bekal nasi dan lauk itu. Sesuai fakta, banyak yang mengonsumsi ulat sagu dan bahkan mempunyai banyak manfaat nutrisi.
Baca Juga : Viral Istri Labrak Guru yang Jadi Pelakor
Kemudian dalam video heboh terlihat juga sang guru inisial JN bertanya kepada Andik yang isinya yaitu uler, uler sekali. Kebangetan 2023, lawuhe ijek uler terdengar sambil menahan ketawa, mengko biduren pora dik (nanti adik biduran tidak).
Video Viral Narasi Negatif Kisah Siswa SD Bojonegoro
Guru JN berumur 36 tahun yang mengambil rekaman video itu membenarkan video heboh tersebut. Guru itu menjelaskan video heboh beredar saat mantan siswa SD Meduri meminta videonya kemudian memposting ke sosial media pribadi.
JN membeberkan kisah itu terjadi pada Senin kemarin, kami wali kelas itu biasa dan sudah menjadi program di sekolah, murid-murid kami memang sudah terbiasa membawa bekal makanan. Jadi sebelum makan, kami bertanya terlebih dahulu kepada murid, kalian membawa makanan apa saja.
Tapi setelah mantan siswa itu memposting ke sosial media, video itu malah heboh dengan narasi negatif. Berdasarkan keterangan guru, anak yang mengunggah video merasa khawatir dan sangat terkejut lantaran banyak netizen yang mengomentarinya.
Guru JN menambahkan video itu heboh lantaran ada alumni siswa Meduri V yang meminta rekamannya. Kemudian kami memberikannya kepada siswa tersebut. Namun di sosial media telah ada keterangan yang tidak sesuai, bahkan sepotong-potong, hingga anak yang mempostingnya sangat ketakutan dan meminta maaf. Saya sebagai guru tentu memaafkan dan ini menjadi pelajaran bagi semuanya.
1 komentar