Viral ODGJ Bidik Jokowi – Pasukan pengamanan presiden RI (Paspampres) tampak viral lantaran sibuk mengatasi aksi wanita yang melemparkan air dan sandal ke arah Presiden RI Joko Widodo. Dirinya terlihat menjerit dan menangis meminta pertolongan soal keadilan.
Laporan kejadian insiden tersebut saat Jokowi mengikuti kegiatan rembuk kemerdekaan relawan Wali Kota Medan Bobby Nasution di Gedung Serba Guna, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Wanita tersebut yang belakangan kita ketahui bernama Roida Tampubolon berteriak histeris menyebutkan tolong pak, kami mencari keadilan.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Utara Kombes Pol Hadi Wahyudi mengungkapkan yang bersangkutan pada tanggal 27 Oktober 2021 sudah kami serahkan ke Dinas Sosial Kota Medan. Alasannya, kemungkinan mengalami gangguan jiwa hingga terlantar.
Baca Juga : Calon Suamiku Main Serong
Kombes Pol Hadi yang wawancara dengan wartawan MediaSatu, Minggu (27/08/2023) membenarkan insiden tersebut. Yang bersangkutan juga sudah kami serahkan ke Dinas Sosial Deli Serdang sebab wanita tersebut beralamat dan domisili di sana.
Beberapa Efek Perilaku Viral ODGJ Bidik Jokowi
Terlepas dari kejadian ini, setiap manusia sebenarnya mengalami perubahan emosi, perilaku, serta pikiran dari waktu ke waktu. Tapi, apabila perubahan itu mengganggu kegiatan sehari-hari, barulah bisa kita vonis dengan gangguan jiwa.
Ada berbagai macam gangguan jiwa, termasuk gangguan kecemasan, gangguan bipolar, depresi, dan skizofrenia.
Belum ada tes sederhana untuk mengetahui apakah seseorang mengidap gangguan kejiwaan. Tapi, ada beberapa gejala yang bisa kita waspadai untuk memastikan seseorang benar-benar membutuhkan pertolongan. Gejala-gejala itu yakni emosi esktrem, menarik diri dari teman dan keluarga, kehilang minat pada hobi, kesedihan yang berlarut-larut, amanah yang berlebihan, pikiran yang tidak teratur atau sering kebingungan.
Gangguan kejiwaan dapat terjadi kepada siapapun, namun kelompok ini lebih beresiko mengalaminya :
Adanya riwayat keluarga yang mengidap gangguan kejiwaan, seperti saudara kandung atau orang tua.
Kondisi kehidupan yang penuh tekanan, seperti masalah keuangan, kematian orang tersayang, ataupun perceraian.
Kondisi medis (kronis) yang tengah berjalan, seperti kanker, penyakit autoimun, kencing manis, dan lainnya.
Kerusakan otak karena cedera cerius (cedera otak traumatis), semacam pukulan keras pada kepala.
Pengalaman traumatis, seperti pelecehan seksual, penelantaran masa kecil, atau pertempuran militer.
Penggunaan obat-obatan berlebihan atau alkohol.
Tidak mempunyai teman ataupun hubungan yang sehat.
Pernah mengidap gangguan kesehatan kejiwaan sebelumnya.
Dampak dari gangguan kesehatan mental dapat bersifat sementara atau malah bertahan lebih lama. Seseorang bisa juga memiliki lebih dari satu gangguan kesehatan kejiwaan pada waktu yang bersamaan.
1 komentar